• Jelajahi

    Copyright © 2015-Merdekanews.net
    Bedadung

    Iklan

    Opini

    Inilah Sosok Nurdin Sanuddin, Kepsek Dituding Tilep Hadiah Lomba Siswi Rp 10 Juta Diberi Rp 350 Ribu

    Friday, January 19, 2024 WIB


    Inilah sosok kepsek atau Kepala sekolah SMKN 2 Majene, Sulawesi Baratb ernama Nurdin Sanuddin dituding tilep uang hadiah lomba siswinya sebesar Rp 10 juta. 

    Hadiah Lomba Sayyang Pattudu pada event Celebes Heritage Festival di stadion Prasamya Majene, Sulawesi Barat yang tertulis Rp 10 juta tidak diberikan sepenuhnya, hanya Rp 350 ribu yang didapat. 

    Nurdin Sanuddin bersama anggota komite sekolah dan para guru, melaksanakan pertemuan dengan para orangtua siswa peserta lomba Sayyang Pattuduq di ruang rapat SMKN 2 Majene, Sulawesi Barat pada Senin (15/1/2024) siang.

    Dalam kegiatan itu, mereka sekaligus memberi hadiah lomba berupa amplop berisi Rp 350 ribu, piagam dan kado untuk masing-masing siswa.


    Diketahui, persoalan hadiah itu bermula dari unggahan akun Facebook Nhurul Mutmainnah yang mengaku jika juara satu lomba Sayyang Pattuduq, yakni sang adik belum mendapatkan haknya.

    "Masih tentang juara 1 lomba Sayyang pattudu dan uang 10 juta," kata Nhurul Mutmainnah, Jumat (12/1/2024) sore.

    Dalam postingannya, disebutkan adik Nhurul Mutmainah yang mewakili sekolahnya tak kunjung menerima hadiah tersebut.

    Melainkan adiknya hanya mendapat tulisan Rp10 juta secara simbolis saja.

    "Tidak tau ka bagaimana sistem pembagiannya hadiah, apakah memang 100 persen masuk sekolah atau ada apresiasi untuk siswa yang dipilih untuk ikut lomba."

    Setelah curhatan itu viral Kepsek SMKN 2 Majene angkat bicara.

    Nurdin Sanuddin menuturkan, jumlah hadiah total memang Rp10 juta tapi dipotong pajak 5 persen.

    Kemudian tersisa Rp9,5 juta.

    Nurdin kemudian membeberkan apa saja kebutuhan selama kegiatan lomba itu berlangsung.

    "Mulai dari sewa kuda saru Rp350 ribu, sewa rebana Rp150 ribu, Make up dua orang Rp400 ribu, sewa baju parrawana 10 orang kali 50ribu jadinya Rp 500 ribu," ujar Nurdin.

    Kemudian sewa bawah payung Rp50 ribu, sewa pakkalindadaq Rp50 ribu, sewa pawang kuda Rp50 ribu, sewa Boko pessawe depan Rp350 ribu, sewa totamma belakang Rp150 ribu, konsumsi latihan Rp300 ribu, konsumsi hari H Rp500 ribu hingga kaos tangan enam lembar Rp100 ribu.

    "Sehingga total perlengkapan biaya Rp3.150.000 ribu. Sisa Rp6.350.000 dari hadiah," ujarnya.

    Kemudian, untuk masing-masing siswa yang ikut, dari 18 orang diberikan amplop berisi Rp350 ribu per orang.

    "Totalnya Rp6.300.000, kemudian sisa Rp50 ribu untuk pembeli minuman saat selesai upacara pemberian hadiah," pungkasnya, melansir dari TribunSulbar.

    Lalu, dalam pertemuan dengan orangtua, Nurdin Sanuddin juga memberikan klarifikasi.

    Adapun hadiah yang diserahkan sekolah kepada siswa sebesar Rp 350 ribu per orang, piagam dan kado sebagai bentuk apresiasi.

    Nurdin pun menyampaikan permohonan maaf atas kejadian yang sempat viral.

    Ia menyebut ini semuanya hanya miskomunikasi.

    "Ini semua ujian semakin tinggi pohon semakin kencang angin yang menerpa, dan semoga menjadi pembelajaran untuk kita semua," kata Nurdin di depan para orangtua siswa.

    Nurdin menyampaikan, salah satu peserta menolak pemberian dari sekolah.

    "Kita akan melakukan upaya agar peserta yang ikut, dapat menerima pemberian dari sekolah," ucapnya.

    Jika masih ditolak, kata Nurdin, pihak sekolah akan menyerahkan kembali kepada pihak panitia penyelenggara Sayyang Pattuduq.

    Sementara itu, setelah mendengar klarifikasi sang kepsek, akun Nhurul Mutmainnah mengungkap kembali kronologi sang adik menang lomba tapi tak dapat hadiah.

    Saat itu adik dari Nhurul mendapatkan hadiah Rp 10 juta namun ternyata hanya berupa kertas.

    Saat ditanyakan terkait hadiah tersebut, pihak sekolah justru lepas tanggung jawab kemana perginya uang hadiah sang siswi.

    "Terimakasih klarifikasinya pak

    Lomba 12 Desember 2023, Dirapatkan tgl 8 januari 2024

    Adekku juga dipanggil ke sekolah tgl 8 setelah guru bersangkutan dapat info kalo siswanya tanyakan uang kemana tp tidak ada pnjelasan apapun.

    Malah di intimadasi merasa tersinggung dan sakit hati krn siswanya mempertanyakan kemana uang 10jt. Salahnya dimana klo cuma bertanya?," katanya, melansir dari TribunSumsel.

    Karena tak kunjung mendapat penjelasan, sang siswi SMK dan keluarganya mengaku ikhlaskan uang tersebut.

    "Masalah apresiasi dan akan memberikan uang ke siswanya kami pihak keluarga sudah mengikhlaskan dan tdk akan menerima uang tersebut ( tania doi' leba na ditinro baru na mianggap rendah sanna mi )

    Hanya butuh permintaan maaf dri pihak sklah kepada keluarga kami ats sikap guru brsngkutan kepada adik/anak kami," sambungnya.

    Sang siswi SMK dan pihak keluarganya mengaku tak akan menerima uang 10 juta itu meskipun nantinya diberikan.

    "Terkait masalah yg viral dan heboh bberapa hari ini Alhamdulillah tadi malam bapak kepala sekolah dan beberapa oknum yg terlibat sudah datang untuk menyampaikan permohonan maaf. Pihak sekolah tidak ada niat untuk menyalahgunakan hadiah tersebut dan akan memberikan hak kepada semua siswa yg terlibat dalam lomba.

    Tapi untuk kami pribadi terutama adekku yg ikut lomba sudah mengikhlaskan dan tidak akan menerima hadiah tersebut.

    Terimakasih untuk semua teman2 yg sudah mendukung untuk menyuarakan hak. Kalian luar biasa," sambungnya.(jateng.tribunnews.com)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Iklan

    Wisata

    +

    Iklan

    CLOSE ADS
    CLOSE ADS